Idhamsumirat
1401412379
TRANSPLANTASI HATI
A. Pengertian
Pengangkatan hati dan penggantiannya
dengan organ donor yang sehat telah dilakukan dengan hal yang baik. Meskipun
demikian, timbulnya kembali keganasan primer hati sudah transplantasi
dilaporkan sebesar 80% hingga 85%. Karena itu, pasien kanker hati dianjurkan
untuk menjalani kemoterapi sistemik atau terapi radiasi bersama dengan
transplantasi hati.
Transplantasi hati meliputi
pengangkatan total hati yang sakit dan menggantikanya dengan hati yang sehat.
Pengangkatan hati yang sakit akan menyediakan tempat bagi hati yang baru dan
memungkinkan rekonstruksi anatomis vaskuler hati serta saluran bilier mendekati
keadaan normal.
Transplantasi hati digunakan untuk
mengatasi penyakit hati stadium-terminal yang mengancam jiwa penderita setelah
bentuk terapi yang lain tidak mampu menaganinya. Keberhasilan transplantasi
hati bergantung pada kebersihan terapi imunosupresi. Preparatrin,
kortikosteroid, azathioprin, OKT3 (antibodi monoklonal) dan FK506. Berbagai
penelitian sedang dilakukan untuk menemukan kombinasi preparat imunosupresan
yang paling efektif.
B. Keterbatasan
Meskipun terapi imunosuperesi
berhasil mengurangi penolakan tubuh pasien terhadap organ yang
ditransplantasikan, namun transplantasi bukan suatu perosedur yang rutin.
Transplantasi hati akan disertai dengan komlikasi yang menyertasi prosedur
bedah yang lama, terpi imunosuperesif, infeksi dan berbagai kesulitan teknis
yang dihadapi selama melakukan rekonstruksi pembuluh darah dan saluran empedu.
Disamping itu, masalah sistemik yang sudah berjalan lama akibat penyakit primer
pada hati penderitanya dapat memperulit perjalanan penyakit praoperatif maupun
pascaoperatif. Pembedahan abdomen yang pernah dialami oleh pasien, termasuk
perosedur untuk mengatasi komplikasi pada penyakit hati lanjutan (yaitu,
pembuatan pirau untuk mengatasi hiprtensi portal dan varises esofagus), akan
meningkatkan kerumitan prosedur transplantasi.
C. Indikasi
Indikasi untuk transplantasi hati
pada saat ini sudah tidak begitu terbatas lagi sebagai akibat dari penggunaan
teknik veno-venous bypass, kemajuan dalam terapi imunosupresi dan
perbaikan dalam teknik rekonstruksi salauran empedu.
Indikasi untuk transplantasi hati
mencakup penyakit hati kronis ireversibel yang lanjut, gagal hati fulminan,
penyakit hati metabolik dan kelainan malignitas hati di mana tindakan reseksi
untuk menyembuhkan pasien memerlukan pengangkatan total hati. Contoh-contoh
kelainan yang merupakan indikasi bagi transplantasi hati adalah penyakit hati
hepatoseluler (misalnya, hepatitis virus, penyakit hati yang ditimbulkan oleh
obat dan alkohol, serta penyakit Wilson) dan penyakit kolestasis (yaitu,
sirosis bilier primer, kolagitis sklerosis serta antresia bilier).
Pasien yang dipertimbangkan untik
menjalani transplantasi hati sering memiliki banyak masalah sistemik yang
memepengaruhi perawatan pra dan pascaoperatif. Karena keberhasilan
transplantasi lebih sulit tercapai apabila penderita mengalami perdarahan
gastrointestinal yang hebat dan koma hepatik yang lanjut, maka tindakan
transplantasi hati harus sudah dikerjakan sebelum pasien tersebut memasuki
stadium ini.
Transpalantasi hati di negara maju
kini dilakukan sebagai suatu bentuk terapi yang sudah mapan dan bukan lagi
sebagai tindakan eksperimen untuk mengatasi kelainan hati. Sebagai
konsekuensinya, semakin banyak rumah sakit di negara maju yang mampu melakukan
transplantasi hati. Pasien-pasien yang memerlukan transplantasi hati sering
dikirim dari rumah sakit yang letaknya jauh dari rumah sakit rujukan tersebut.
Kriteria umum
resipien yang
akan dilakukan transplantasi hati, yaitu: 1) Tidak ada tindakan operasi maupun
pengobatan medik yang dapat memperpanjang harapan hidup pasien, 2) Tidak ada
komplikasi penyakit hati kronik yang menyebabkan peningkatan resiko atau kontra-indikasi
dilakukannya transplantasi hati, 3) adanya pengertian dari pasien dan keluarga
tentang konsekuensi transplantasi hati, meliputi resiko, keuntungan, dan biaya.
Ada empat
macam kategori penyakit hati yang diindikasikan untuk transplantasi
hati yaitu: 1) Penyakit hati kronik irreversible, 2) Keganasan hati
nonmetastatik, 3) Gagal hati fulminan, 4) Gangguan metabolisme sekunder.
Seleksi Donor
Usia 2 bulan- 65
tahun, trauma otak yang menyebabkan kematian batang otak, adanya kecocokan ABO
dan HLA, kesediaan keluarga donor dengan bukti informed with consent, tak ada
penyakit berbahaya pada donor.
Komplikasi (selama
dan setelah operasi)
1. Komplikasi akibat
procedural
2. Kegagalan graft
perioperatif
3. Komplikasi non teknis
Penolakan Graft
Rejeksi hiperakut
sangat jarang terjadi dan ini biasanya disebabkan oleh presensitasi terhadap
antigen donor. Rejeksi akut umunya reversible dan sebaliknya pada rejeksi
kronik
Immunosupresan
Obat-obat ini
banyak digunakan untuk mempertahankan jaringan graft hati. Seperti:
1. 1. Kortikosteroid. Diberikan setelah
revaskularisasi jaringan hati donor. Turunkan secara tapering dosis obat ini
sampai mencapai baseline yang dapat mempertahankan jaringan hati donor
2. 2. Siklosporin
dan Takrolimus.diberikan
sebelum memulai dan setelah tindakan transplantasi. Jika tidak dapat
mentoleransi obat ini dapat ditambahkan azatioprin untuk mencapai efek
imunosupresi yang adekuat. Beberapa bulan setelah kondisi jaringan hati donor
stabil, turunkan dosis obat secara gradual.
3. Imunosupresan lainnya. Dapat digunakan
mycophenolat mofetil, serolimus, antilymphocyte antibody, dan specific
monoclonal antibody sebagai alternative kombinasi atau jika terdapat
kontraindikasi pemberian obat diatas.
Kualitas Hidup
Proses transplantasi
akan memperpanjang daya tahan hidup dan produktivitas pasien. Sampai saat ini
perpanjangan usia 1 tahun yang dicapai dengan transplantasi hati mengalami
peningkatan (50%), bahkan perpanjangan usia mencapai 3-8 tahun. Hal ini
tergantung dari banyak factor, terutama perawatan dan manajemen sebelum,
salama, maupun sesudah transplantasi hati oleh tim ahli hepatologi dan
ganstroenterologis.
Sumber : Referensi
Perhimpunan
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2007. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta : EGC
(diunduh pada
22 Oktober 2012 pada pukul : 21 35 WIB.)
0 komentar:
Posting Komentar